Said Abdullah Soal Kisruh PBNU Diduga Terkait Tambang: “Saya Prihatin dan Merasa Malu”

By 1 minggu lalu 2 menit membaca

naraga.idPolitikus PDI Perjuangan sekaligus warga Nahdlatul Ulama (NU), Said Abdullah, menyampaikan keprihatinannya atas konflik internal yang terjadi di tubuh PBNU. Ia mengaku sedih apabila benar sumber persoalan tersebut berkaitan dengan pengelolaan tambang batu bara.

“Persoalan duniawi seperti itu sangat kecil nilainya jika dibandingkan dengan kehormatan dan persatuan organisasi,” ujarnya dalam keterangan tertulis pada Minggu (30/11/2025).

Said mengenang bahwa sejak kecil ia tumbuh dalam kultur NU yang menanamkan nilai tawadu’, tabayun, dan akhlak mulia sebagaimana diajarkan dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim. Ia mempertanyakan mengapa tradisi yang selama ini dijunjung tinggi justru tampak tak berjalan di tengah konflik tersebut.

“Apakah nilai-nilai itu sudah tidak lagi menjadi pegangan sehingga terjadi pertentangan terbuka? Sebagai bagian dari jam’iyah ini, saya benar-benar sedih dan malu. Kami selalu menjadikan ulama sebagai panutan akhlakul karimah, tapi justru kini melihat hal seperti ini,” tutur Said.

Ia berharap para pihak yang berselisih segera duduk bersama dan menyelesaikan masalah melalui jalur islah, difasilitasi para mustasyar PBNU, para kiai sepuh, serta pihak yang memiliki kewenangan.

Menurut Said, bangsa Indonesia yang justru akan merasakan dampak buruk jika konflik terus berlanjut. NU, bersama Muhammadiyah, selama ini menjadi pilar penting pendidikan karakter, ekonomi, dan sosial umat.

“Jika konflik dibiarkan, energi PBNU habis untuk mengurusi perselisihan. Padahal fokusnya harus untuk pelayanan masyarakat,” tegasnya.

Said mengingatkan bahwa langkah pemecatan atau tindakan saling menyingkirkan hanya akan melahirkan luka berkepanjangan karena pendekatannya bersifat zero-sum—ada yang dianggap menang, ada yang merasa direndahkan martabatnya.

Ia juga mengimbau para pendukung di kedua kubu untuk berhenti menyulut suasana panas, baik di media sosial maupun ruang diskusi lainnya. Ia menekankan pentingnya menahan diri dan memelihara semangat persatuan.

“Saya yakin, dengan hati yang lapang, ikhtiar yang tulus, dan tawakal, para ulama kita dapat menemukan jalan damai. Sebagai bagian dari jam’iyah, kami terus mendoakan agar islah segera terwujud,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Said Abdullah Soal Kisruh PBNU Diduga Terkait Tambang: “Saya Prihatin dan Merasa Malu” - Ruang Wawasan Cerdas | naraga.id
Menu
Cari
Bagikan
Lainnya
0%