
naraga.id – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Cirebon sejak Sabtu sore (13/12/2025) mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah. Hingga Senin siang (15/12/2025), genangan air di beberapa lokasi dilaporkan belum sepenuhnya surut.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, banjir yang berlangsung lebih dari dua hari tersebut berdampak pada 22 desa yang berada di 10 kecamatan.
Koordinator Lapangan BPBD Kabupaten Cirebon, Faozan, menyampaikan bahwa sejumlah wilayah masih tergenang, di antaranya Desa Panguragan Wetan, Panguragan Kulon, Wanasaba, serta beberapa desa di Kecamatan Gunung Jati. Ia menyebut ketinggian air bervariasi antara 30 sentimeter hingga mencapai satu meter.
“Beberapa titik masih terendam dengan tinggi air yang berbeda-beda,” ujar Faozan, Senin (15/12/2025).
Akibat bencana ini, sekitar 6.000 warga terdampak. Sebagian di antaranya sempat dievakuasi ke balai desa, sementara warga lainnya memilih mengungsi ke rumah sanak saudara.
Faozan menjelaskan, banjir dipicu oleh curah hujan tinggi yang berlangsung lebih dari dua jam. Secara geografis, wilayah Kabupaten Cirebon memang rentan tergenang apabila hujan lebat turun dalam durasi yang cukup lama.
“Jika hujan deras terjadi lebih dari dua jam, hampir pasti akan muncul genangan hingga banjir,” jelasnya.
Banjir juga mengganggu aktivitas pendidikan. Kepala SD Negeri 3 Panguragan Kulon, Kasan Sudali, mengatakan kegiatan belajar mengajar terpaksa dihentikan sementara karena kondisi sekolah tidak memungkinkan.
“Proses pembelajaran tidak bisa dilakukan, sehingga sekolah kami liburkan sementara,” kata Kasan.
Ia menuturkan, genangan air berasal dari luapan Sungai Winong yang berada di sekitar area sekolah. Sekolah dengan 315 siswa serta 21 tenaga pendidik dan kependidikan itu memang kerap terdampak banjir saat hujan deras. Pada kejadian kali ini, air bahkan masuk ke lingkungan sekolah.
“Kami berharap ada normalisasi sungai agar banjir bisa lebih cepat surut,” ujarnya.
Sementara itu, Rizal, warga Desa Karanganyar, Kecamatan Panguragan, menilai banjir kali ini merupakan yang terparah selama ia tinggal di wilayah tersebut. Air mulai menggenangi rumah warga sejak malam hari dengan ketinggian mencapai satu meter.
“Selama tinggal di sini, baru kali ini banjirnya separah ini. Saya sampai membuat amben setinggi satu meter untuk berjaga-jaga,” ungkap Rizal.
Ia berharap pemerintah bersama pihak terkait dapat segera mengambil langkah konkret agar banjir serupa tidak terus berulang di kemudian hari.
“Kami ingin ada solusi supaya kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan