naraga.id – Menteri Agama Nasaruddin Umar tengah mengupayakan agar Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Makkah dapat kembali beroperasi. Klinik ini dianggap sangat krusial dalam memberikan layanan kesehatan bagi jemaah haji asal Indonesia selama menjalankan ibadah di Tanah Suci.
“Kami akan melakukan dialog intensif dengan otoritas Arab Saudi, khususnya Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri, untuk meminta izin agar KKHI Daerah Kerja Makkah bisa kembali berfungsi,” ujar Menag Nasaruddin saat berkunjung ke KKHI Makkah, Minggu (1/6/2025).
Dalam pertemuan dengan Menteri Kesehatan Arab Saudi, Menag Nasaruddin menyampaikan keprihatinan atas meningkatnya angka kematian di kalangan jemaah haji Indonesia. Ia mengusulkan evaluasi bersama serta langkah-langkah mitigasi untuk mengatasi masalah tersebut.
Menurut Menag, adanya regulasi baru di Arab Saudi menyebabkan KKHI belum diperbolehkan menjalankan pelayanan. Saat ini, semua pasien harus dirujuk ke rumah sakit Saudi, padahal KKHI sangat diperlukan, terutama bagi jemaah dengan penyakit penyerta yang membutuhkan perawatan rawat jalan.
“Jemaah lebih memilih dirawat di KKHI karena mereka merasa nyaman dengan tenaga medis dari Indonesia. Banyak dari mereka enggan berobat ke rumah sakit Saudi karena kendala bahasa dan merasa kesepian,” jelasnya.
Lebih lanjut, Menag Nasaruddin menegaskan bahwa sejumlah jemaah menahan sakit karena takut dirawat di rumah sakit setempat meskipun sudah didampingi dokter Saudi.
“Mereka merasa lebih tenang dan aman jika dirawat oleh dokter asal Indonesia,” tambahnya.
Imam Besar Masjid Istiqlal ini bersama tim Amirulhaj berkomitmen terus berupaya bernegosiasi agar KKHI dapat segera beroperasi kembali. “Menteri Kesehatan Saudi sudah memberikan respons positif, karena kami memiliki tujuan yang sama, yaitu menjaga kesehatan jemaah haji,” kata Menag.
Meski demikian, keputusan akhir masih bergantung pada Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi terkait pemanfaatan fasilitas yang ada.
Menag Nasaruddin menegaskan bahwa KKHI ini bersifat temporer, bukan permanen, namun sangat membantu jika dibandingkan pasien langsung dirujuk ke rumah sakit setempat. Ia juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan RI yang mendukung penuh upaya diplomasi ini.
“Meski ini bukan sepenuhnya ranah Kementerian Agama, saya sebagai Menag merasa wajib melakukan langkah ini demi kebaikan jemaah haji Indonesia,” tutupnya.
Tinggalkan Balasan