Mengapa Mobil Para Pejabat Banyak yang Berwarna Hitam? Ini Alasannya

By 4 hari lalu 3 menit membaca

naraga.idMobil hitam seakan menjadi simbol yang tak terpisahkan dari para pemegang kekuasaan. Dari presiden, pejabat tinggi negara, pemimpin partai, hingga pimpinan perusahaan—mobil berwarna hitam menjadi pilihan utama. Padahal, produsen mobil menawarkan beragam pilihan warna. Lantas, mengapa hitam begitu mendominasi di kalangan elite?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus menelusuri kembali sejarah industri otomotif. Mengutip Top Gear, pada akhir abad ke-19 saat mobil mulai diproduksi massal, warna hitam dipilih karena alasan teknis: cat enamel hitam adalah jenis cat tercepat mengering di masa itu.

Warna-warna lain memang tersedia, namun menggunakan jenis cat yang lebih mahal dan kurang tahan terhadap sinar matahari. Polychrome lacquer, misalnya, lebih cepat pudar dan tidak seawet hitam enamel. Maka tak heran, hitam menjadi pilihan praktis sekaligus ekonomis pada masa awal industri otomotif.

Perkembangan signifikan terjadi pada tahun 1924 ketika DuPont Chemical Company memperkenalkan cat Duco Satin Finish, yang mengurangi drastis waktu pengecatan dari 300 jam menjadi hanya 14 jam. General Motors segera mengadopsinya, menawarkan sedan berwarna biru melalui merek Oakland, diikuti Chevrolet dan Cadillac di tahun-tahun berikutnya.

Sementara itu, Ford yang sempat hanya memproduksi mobil hitam selama hampir dua dekade (1908–1926), akhirnya mulai menawarkan warna-warna lain seperti hijau tua dan merah marun untuk Model T. Sejak saat itu, warna mobil menjadi semakin beragam, mengikuti selera pasar dan tren.

Namun, di tengah maraknya pilihan warna, hitam tetap tak tergantikan, khususnya bagi kalangan berpengaruh. Secara psikologis, warna hitam melambangkan kekuatan, kewibawaan, keanggunan, dan keseriusan—citra yang ingin ditampilkan oleh mereka yang memegang posisi penting.

Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia. Di Amerika Serikat, misalnya, seluruh kendaraan dalam iring-iringan kepresidenan, termasuk mobil utama sang presiden, hampir selalu berwarna hitam. Hal ini bertujuan untuk menegaskan identitas kendaraan resmi, membedakan antara mobil pengawal, kendaraan pemerintah, dan mobil dinas lainnya.

Meski demikian, ada pengecualian historis. Presiden AS Dwight D. Eisenhower saat pelantikannya pada 1953 sempat menggunakan Cadillac Eldorado putih dengan atap terbuka. Begitu pula di Filipina, beberapa kendaraan kepresidenan pernah menggunakan warna selain hitam, seperti putih atau perak.

Hal yang cukup unik terjadi di Turkmenistan. Presiden Gurbanguly Berdymukhammedov sempat mengeluarkan aturan melarang mobil hitam beredar di ibu kota Ashgabat, karena dianggap membawa kesialan. Mobil hitam disita dan hanya akan dikembalikan jika dicat ulang dengan warna terang, seperti putih, yang dianggap melambangkan keberuntungan dan kesucian.

Perubahan Selera Warna Global

Meskipun warna hitam identik dengan kemewahan dan kekuasaan, selera pasar global ternyata terus berubah. Berdasarkan laporan dari Axalta tahun 2018, selama dua dekade terakhir, warna-warna monokrom seperti putih, hitam, abu-abu, dan perak mendominasi mobil baru.

Warna putih bahkan menjadi pilihan paling populer secara global dengan pangsa pasar 38 persen, disusul hitam di posisi kedua dengan 18 persen. Di Asia, dominasi putih mencapai 48 persen, sementara di Tiongkok—pasar mobil terbesar dunia—warna ini merajai hingga 58 persen penjualan mobil baru.

Eropa menunjukkan tren berbeda. Warna abu-abu mulai menyalip hitam dan menjadi favorit kedua setelah putih, sedangkan biru masih cukup diminati dengan pangsa pasar sekitar 10 persen.

Pilihan warna juga kerap dipengaruhi oleh jenis mobil. Warna putih lebih banyak dipilih untuk kendaraan harian seperti city car dan hatchback. Sebaliknya, sedan mewah atau SUV besar cenderung tampil dalam warna-warna gelap seperti hitam atau abu-abu.

Dari sisi nilai jual kembali, warna mobil pun berpengaruh. Warna netral seperti hitam, putih, dan abu-abu memiliki tingkat depresiasi harga yang rendah. Artinya, saat dijual kembali, nilainya tidak terlalu turun drastis dibandingkan warna-warna mencolok.

Kesimpulan

Warna hitam pada mobil pejabat bukan hanya soal estetika. Ia membawa makna historis, teknis, simbolik, dan bahkan strategis. Di balik tampilannya yang elegan dan formal, hitam menyiratkan otoritas, kontrol, dan kepercayaan diri. Maka jangan heran jika warna ini terus bertahan, bahkan ketika tren warna lain datang dan pergi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Mengapa Mobil Para Pejabat Banyak yang Berwarna Hitam? Ini Alasannya - Ruang Wawasan Cerdas | naraga.id
Menu
Cari
Bagikan
Lainnya
0%