naraga.id – Banyak orang masih menganggap vape atau rokok elektrik sebagai alternatif yang lebih aman dibanding rokok konvensional. Apalagi, produk ini dikemas dengan desain menarik, varian rasa yang menggoda, dan citra kekinian yang tampak “cool”.
Namun, di balik sensasi rasa buah, dessert, kopi, hingga mint yang ditawarkan, vape menyimpan dampak kesehatan serius yang sering diabaikan.
Meski sering disebut sebagai “lebih sehat”, berbagai penelitian dan data terbaru justru menunjukkan sebaliknya. Vape bisa menyebabkan:
Napas menjadi pendek
Ketergantungan berat
Risiko depresi
Paparan zat karsinogenik penyebab kanker
Vape hadir dalam berbagai nama dagang: e-cig, e-liquid, e-juice, personal vaporizer (PV), heated tobacco products (HTP), dan lainnya. Tapi apapun namanya, risikonya tetap nyata.
Menurut Kementerian Kesehatan RI, berikut ini adalah beberapa zat berbahaya yang terkandung dalam vape beserta dampaknya:
Menyebabkan kecanduan
Meningkatkan risiko kanker paru-paru
Menyempitkan pembuluh darah
Memicu kerusakan paru-paru permanen
Mengganggu perkembangan otak dan kemampuan belajar pada remaja
Bisa memicu depresi
Mengiritasi saluran pernapasan dan mata
Menimbulkan asma, sesak, dan gangguan pernapasan lainnya
Berpotensi menyebabkan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
Termasuk zat karsinogenik (pemicu kanker)
Beberapa senyawa berbahaya yang terdeteksi pada cairan dan uap vape antara lain:
TSNA (Tobacco-Specific Nitrosamines)
Otoluidine
Diethylene Glycol (DEG)
Acrolein
2-Naphthylamine
Formaldehyde
Tidak hanya sekadar tren, vape adalah ancaman kesehatan jangka panjang, terutama bagi generasi muda. Jadi, sebelum menganggap vape lebih aman, pikirkan kembali risikonya secara menyeluruh.
Tinggalkan Balasan