Kisah Sukitman, Polisi Muda yang Jadi Saksi Kunci Tragedi G30S/PKI

By 3 minggu lalu 2 menit membaca

naraga.idNama Sukitman mungkin tidak setenar tokoh-tokoh lain dalam sejarah kelam Gerakan 30 September 1965. Namun, perannya sangat penting dalam mengungkap lokasi penguburan para korban peristiwa G30S/PKI di Lubang Buaya.

Saat peristiwa terjadi, Sukitman masih berusia 22 tahun dan bertugas sebagai Agen Polisi Tingkat II. Berdasarkan catatan dalam buku Pierre Tendean: Jejak Sang Ajudan karya Ahmad Nowmenta Putra, Sukitman menjadi sosok yang pertama kali memberi petunjuk kepada aparat keamanan tentang lokasi jenazah para perwira TNI AD yang menjadi korban.

Ditangkap Saat Patroli

Pada dini hari 1 Oktober 1965, sekitar pukul 03.00 WIB, Sukitman bersama rekannya, Sutarso, tengah berpatroli di sekitar Wisma AURI, Kebayoran Baru. Tiba-tiba, ia mendengar suara tembakan dari arah rumah Jenderal D.I. Panjaitan di Jalan Sultan Hasanudin.

Rasa penasaran membawanya menuju lokasi kejadian dengan mengayuh sepeda kumbang sambil membawa senjata. Namun, sebelum tiba, ia dihadang oleh sekelompok prajurit berseragam loreng dan baret merah.

“Turun! Lempar senjata dan angkat tangan!” teriak salah satu dari mereka.

Sukitman tak berkutik. Ia segera melempar senjata dan diikat, lalu matanya ditutup dengan kain merah. Ia kemudian dibawa ke sebuah tempat yang belakangan diketahui sebagai kawasan Lubang Buaya — lokasi di mana para perwira TNI AD disekap dan dibunuh.

Menjadi Saksi Penemuan Lubang Buaya

Nasib baik berpihak pada Sukitman. Ia berhasil meloloskan diri dan segera melapor kepada aparat keamanan. Dari kesaksiannya, diketahui bahwa di kawasan kebun karet Lubang Buaya terdapat timbunan tanah mencurigakan.

Pada 3 Oktober 1965, aparat gabungan menemukan gundukan tanah dan sampah yang menutupi sebuah sumur tua. Awalnya penggalian sempat dihentikan karena kondisi medan yang sulit, namun setelah laporan diteruskan ke pimpinan Angkatan Darat, operasi dilanjutkan.

Keesokan harinya, Letnan Jenderal Soeharto bersama pasukan RPKAD dan KKO-AL datang ke lokasi. Dari penggalian itulah ditemukan jasad para perwira yang gugur, termasuk Jenderal Ahmad Yani dan Letkol Pierre Tendean.

Berkat kesaksian Sukitman, lokasi tragedi tersebut akhirnya terungkap dan menjadi salah satu titik penting dalam sejarah Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Kisah Sukitman, Polisi Muda yang Jadi Saksi Kunci Tragedi G30S/PKI - Ruang Wawasan Cerdas | naraga.id
Menu
Cari
Bagikan
Lainnya
0%