Jejak Politik Amien Rais: Dari Gagal di Pilpres, Tinggalkan PAN, hingga Digugat Kader Partai Ummat

By 1 bulan lalu 3 menit membaca

naraga.idNama Amien Rais kembali mencuat dalam lanskap politik Indonesia setelah mendapat sorotan terkait kepemimpinannya di Partai Ummat. Tokoh reformasi yang pernah menjabat sebagai Ketua MPR ini kini menuai protes dari sejumlah pengurus daerah Partai Ummat atas dugaan otoritarianisme dalam struktur partai.

Sejumlah Dewan Pengurus Wilayah (DPW) dan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Ummat mengkritisi perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai yang disebut-sebut tidak mencerminkan semangat demokratis. Menurut Herman Kadir dari Mahkamah Partai Ummat, perubahan tersebut dilakukan oleh Majelis Syura di bawah Amien Rais tanpa melibatkan forum nasional seperti Musyawarah Nasional (Munas) atau Rapat Kerja Nasional (Rakernas).

Sedikitnya 24 DPW menyatakan akan menyurati Kementerian Hukum dan HAM terkait legalitas pengesahan AD/ART baru, yang menurut mereka cacat prosedur. Jika tidak ada respons dari pemerintah, para pengurus daerah ini mengancam akan membawa persoalan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

“Partai ini didirikan untuk memperjuangkan keadilan. Tapi jika keputusan-keputusan justru mencederai kader sendiri, di mana letak keadilannya?” ujar Herman. Ia menegaskan bahwa tim hukum yang dibentuk dari para DPW dan DPD akan menggugat tindakan yang mereka nilai sewenang-wenang tersebut.

Perjalanan Politik Amien Rais

Protes dari internal Partai Ummat menambah daftar panjang dinamika politik Amien Rais yang kerap diwarnai konflik. Berikut adalah kilas balik perjalanan politiknya:

Kalah di Pilpres 2004

Amien Rais maju sebagai calon presiden di Pemilu 2004, berpasangan dengan Siswono Yudo Husodo. Pasangan ini didukung oleh delapan partai politik termasuk PAN, PKS, dan PBR. Meski mendapat dukungan luas, mereka hanya meraih sekitar 14,66 persen suara atau sekitar 17,39 juta suara, dan gagal melaju ke putaran berikutnya.

Retak dengan PAN

Pada 2020, Amien Rais bersitegang dengan PAN, partai yang turut ia dirikan pada era reformasi 1998. Dalam Kongres V PAN yang digelar di Kendari, ia mendukung Mulfachri Harahap sebagai calon ketua umum, dengan janji menempatkan putranya, Hanafi Rais, sebagai sekretaris jenderal. Namun, kongres dimenangkan oleh Zulkifli Hasan yang kembali terpilih sebagai ketua umum.

Zulkifli bahkan tidak lagi mengangkat Amien sebagai Ketua Dewan Kehormatan, menggantinya dengan Soetrisno Bachir. Ketegangan ini berujung pada keluarnya sejumlah loyalis Amien dari PAN.

Lahirnya Partai Ummat

Setelah perpecahan dengan PAN, Amien mendirikan Partai Ummat pada 1 Oktober 2020. Ia menyatakan bahwa partai ini akan berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945, serta mengusung semboyan “Lawan Kezaliman, Tegakkan Keadilan”.

Partai Ummat disahkan sebagai partai politik oleh Kemenkumham pada 20 Agustus 2021. Ketua Umumnya adalah Ridho Rahmadi, menantu Amien Rais yang menikahi Tasniem Fauzia Rais, putri keempatnya.

Partai ini ikut serta dalam Pemilu 2024, namun hanya meraih 0,42 persen suara nasional atau sekitar 642.545 suara, jauh dari ambang batas parlemen. Dalam Pilpres 2024, partai ini tergabung dalam Koalisi Perubahan yang mendukung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Jejak Politik Amien Rais: Dari Gagal di Pilpres, Tinggalkan PAN, hingga Digugat Kader Partai Ummat - Ruang Wawasan Cerdas | naraga.id
Menu
Cari
Bagikan
Lainnya
0%