iPhone 17 Diprediksi Lebih Mahal, Dampak Tarif Impor AS ke Produk Tiongkok

naraga.id – Harga iPhone generasi berikutnya, iPhone 17, diperkirakan akan mengalami lonjakan signifikan akibat kebijakan tarif tinggi yang kembali diberlakukan oleh Pemerintah Amerika Serikat terhadap produk-produk asal Tiongkok. Kebijakan ini memberi tekanan besar terhadap biaya produksi Apple, yang selama ini sangat bergantung pada komponen dan pabrik perakitan di Tiongkok.

Mengutip laporan Gizchina, Minggu (1/6/2026), tarif impor tersebut diberlakukan ulang meski sebelumnya sempat dibatalkan oleh pengadilan. Masa berlaku tarif ini akan berlangsung minimal hingga 9 Juni 2025, sembari menunggu keputusan hukum final terkait kewenangan presiden dalam mengatur perdagangan internasional.

Selama masa transisi tersebut, perusahaan multinasional seperti Apple mulai merasakan dampaknya secara langsung. Kenaikan bea masuk membuat biaya rantai pasok Apple membengkak, yang pada akhirnya berpotensi diteruskan ke harga jual produk mereka, termasuk iPhone 17.

Analis memperkirakan, Apple bisa kehilangan sekitar US$ 900 juta (sekitar Rp 14,6 triliun) hanya dalam kuartal kedua 2025. Angka ini belum memperhitungkan potensi kerugian lebih lanjut jika ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok terus berlangsung tanpa solusi.

Dengan meningkatnya ongkos produksi dan melemahnya kondisi ekonomi global, harga iPhone 17 diprediksi akan mengalami kenaikan baik di pasar domestik AS maupun internasional. Konsumen yang rutin mengganti iPhone setiap rilis tahunan mungkin harus mempertimbangkan kembali keputusan tersebut, karena biaya pembelian perangkat baru bisa jauh lebih mahal dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Kenaikan harga ini menjadi simbol dari risiko geopolitik terhadap produk teknologi yang bergantung pada rantai pasok lintas negara. Bagi Apple dan para penggunanya, efek kebijakan perdagangan bisa terasa langsung di genggaman tangan.