Harga Emas Dunia Kembali Melemah, Ketidakpastian Tarif AS Masih Jadi Tekanan

By 6 hari lalu 3 menit membaca

naraga.idHarga emas global kembali mencatat penurunan pada penutupan perdagangan Jumat, tertekan oleh penguatan nilai tukar dolar AS serta ketidakpastian yang masih menyelimuti kebijakan tarif impor Amerika Serikat. Di tengah dinamika ini, para pelaku pasar terus mencermati perkembangan terbaru terkait perang tarif dan arah kebijakan moneter AS.

Meski demikian, laporan inflasi terbaru yang menunjukkan angka lebih rendah dari perkiraan berhasil meredam tekanan yang lebih dalam terhadap harga emas, seiring dengan meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat.

Dilansir dari CNBC pada Sabtu (31/5/2025), harga emas di pasar spot turun 0,7% menjadi USD 3.293,59 per ons pada pukul 14.26 waktu setempat (ET). Dalam sepekan, logam mulia ini telah melemah sekitar 1,9%. Sementara itu, kontrak emas berjangka AS ditutup turun 0,9% ke level USD 3.315,40 per ons.

Kenaikan tipis indeks dolar AS sebesar 0,1% turut memberikan tekanan tambahan bagi harga emas, karena membuat logam mulia ini menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang asing.

Tarif Trump Kembali Jadi Sorotan

Ketegangan meningkat setelah pengadilan banding federal AS memutuskan untuk sementara memberlakukan kembali tarif impor tinggi yang sebelumnya diterapkan oleh mantan Presiden Donald Trump terhadap sejumlah negara mitra. Keputusan ini datang hanya sehari setelah Pengadilan Perdagangan AS menyatakan bahwa Trump telah melampaui batas kewenangannya, dan memerintahkan penghentian segera atas penerapan tarif tersebut.

Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, David Meger, menyebutkan bahwa harga emas saat ini berada dalam fase konsolidasi setelah menyentuh level tertinggi sebelumnya.

“Tekanan saat ini disebabkan oleh menurunnya kebutuhan terhadap aset safe haven. Namun, jika terjadi penolakan yang kuat terhadap tarif Trump, hal tersebut bisa memicu ketidakpastian baru yang berpotensi mengangkat harga emas,” jelas Meger.

Data Inflasi dan Harapan Pemangkasan Suku Bunga

Data terbaru menunjukkan bahwa indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS naik 2,1% pada April secara tahunan, sedikit di bawah ekspektasi pasar yang memproyeksikan kenaikan 2,2%. Data ini memperkuat prediksi bahwa The Fed bisa mulai memangkas suku bunga pada September mendatang.

Dalam kondisi suku bunga rendah dan inflasi yang tidak stabil, emas biasanya menjadi aset lindung nilai yang populer. Bahkan, pada April lalu, harga emas sempat mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di USD 3.500,05 per ons.

Permintaan Fisik dan Pergerakan Logam Lain

Di sisi lain, permintaan emas fisik di India mengalami penurunan pekan ini. Kenaikan harga domestik serta berakhirnya musim pernikahan menjadi alasan utama turunnya minat beli dari konsumen.

Untuk logam mulia lainnya, harga perak spot turun 1,2% menjadi USD 32,94 per ons. Platinum juga mengalami koreksi sebesar 2,5% menjadi USD 1.055,05, sedangkan paladium melemah 0,6% ke USD 967,30 per ons.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Harga Emas Dunia Kembali Melemah, Ketidakpastian Tarif AS Masih Jadi Tekanan - Ruang Wawasan Cerdas | naraga.id
Menu
Cari
Bagikan
Lainnya
0%