Amerika Serikat Tunjuk Peter M. Haymond sebagai Kuasa Usaha Sementara di Indonesia

nagara.id — Pemerintah Amerika Serikat resmi mengangkat Peter M. Haymond sebagai Kuasa Usaha ad interim (Chargé d’Affaires ad interim) untuk Kedutaan Besar AS di Indonesia. Penunjukan tersebut diumumkan Kedutaan Besar AS di Jakarta melalui keterangan resmi yang dirilis pada Senin (16/6/2025).

Peter Haymond tiba di Jakarta pada Minggu (15/6/2025) dan mulai memimpin misi diplomatik AS di Indonesia. Sebagai Kuasa Usaha ad interim, Haymond akan mengisi posisi kepala misi diplomatik selama belum adanya duta besar definitif yang ditunjuk Washington.

“Merupakan kehormatan bagi saya untuk kembali ke Asia Tenggara, khususnya ke Indonesia,” ujar Haymond dalam pernyataannya.

Ia menekankan pentingnya hubungan bilateral antara kedua negara dan menyatakan kesiapannya untuk memperkuat kemitraan strategis.

“Amerika Serikat memandang Indonesia sebagai mitra utama dalam menjaga stabilitas, keamanan, dan kemakmuran kawasan Indo-Pasifik. Kami berkomitmen memperluas kerja sama dalam berbagai bidang,” tambahnya.

Peter Haymond merupakan diplomat karier yang telah lama berkecimpung di dunia hubungan internasional. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Duta Besar AS untuk Laos dari tahun 2020 hingga 2023. Pengalaman diplomatiknya juga mencakup penugasan di Tiongkok, Thailand, dan Washington D.C.

Dikenal memiliki kemampuan multibahasa, Haymond fasih berbahasa Lao, Thai, Mandarin, dan memiliki pemahaman terhadap bahasa Prancis. Ia menyelesaikan pendidikan sarjana di Brigham Young University, serta memperoleh gelar magister dan doktor dari Tufts University.

Dalam kapasitas barunya di Jakarta, Haymond akan memimpin berbagai agenda kerja sama bilateral antara AS dan Indonesia di bidang ekonomi, pendidikan, lingkungan, pertahanan, serta teknologi. Ia juga menyampaikan tekadnya untuk mempererat komunikasi dengan berbagai elemen masyarakat, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan organisasi masyarakat sipil.

Penunjukan Haymond menegaskan keberlanjutan diplomasi Washington di kawasan Asia Tenggara, di tengah dinamika geopolitik dan upaya peningkatan pengaruh strategis AS di Indo-Pasifik.