
naraga.id – Akses jalan menuju Kota Medan dari wilayah Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah terputus setelah banjir dan longsor melanda sejumlah titik pada Rabu (26/11/2025). Kerusakan parah pada ruas jalan nasional membuat jalur transportasi darat tidak dapat dilalui, memaksa pemerintah daerah bergerak cepat untuk membuka kembali akses vital tersebut.
Bupati Tapanuli Utara, Jonius Hutabarat, bersama Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu, turun langsung meninjau lokasi-lokasi terdampak. Keduanya memimpin koordinasi penanganan darurat bersama unsur Forkopimda, TNI–Polri, serta Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional guna mempercepat proses pembersihan material longsor.
Dalam sebuah video yang diunggah Bidtik Polda Sumut melalui TikTok, Jonius menjelaskan bahwa jalur dari Medan ke wilayah selatan hanya dapat ditempuh melalui Tapanuli Utara, sehingga pembukaan akses menjadi prioritas utama. “Kami terus berupaya menembus jalur yang tertutup. Akses dari Medan hanya bisa melewati Taput, jadi pekerjaan ini harus dikebut,” kata Jonius, Kamis (27/11/2025).
Kendala jaringan komunikasi di lokasi membuat petugas menggunakan perangkat Starlink untuk koordinasi lapangan. Dalam video tersebut, Jonius dan Masinton tampak berkomunikasi dengan petugas Polda Sumut menggunakan perangkat satelit karena layanan telepon dan internet di wilayah terdampak masih terganggu.
Selain berfokus pada pembukaan akses, pemerintah daerah mulai melakukan pendataan warga yang menjadi korban terdampak bencana. Dapur umum telah disiapkan di sejumlah titik, termasuk kantor bupati, kantor kecamatan, dan kantor kepolisian. Para pengungsi juga diarahkan untuk sementara tinggal di rumah-rumah ibadah yang aman dari banjir.
“Untuk sementara tim baru bisa menembus sampai kilometer 14. Masih ada sekitar 30 kilometer yang tertutup longsor dan harus segera dibersihkan,” ujar Jonius.
Sementara itu, Bupati Tapanuli Tengah, Masinton Pasaribu, menyatakan daerahnya dalam status siaga bencana. Ia menyebut curah hujan ekstrem di pantai barat Sumatera Utara selama beberapa hari terakhir memicu banjir dan longsor besar. “Wilayah Tapteng yang menghadap langsung ke Samudera Hindia sangat terdampak. Begitu juga Taput dan Tapsel,” kata Masinton.
Sejumlah lokasi pengungsian telah dibuka, seperti GOR Pandan, gedung pemerintahan, tempat ibadah, dan fasilitas umum lainnya. Namun sebagian fasilitas tersebut juga terdampak banjir sehingga penataan ulang lokasi evakuasi terus dilakukan.
Bencana banjir dan longsor yang berlangsung sejak 24–25 November 2025 tercatat melanda tujuh kabupaten/kota di Sumatera Utara. Kota Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan mengalami banjir dan longsor secara bersamaan, sementara Padangsidimpuan, Mandailing Natal, dan Nias Selatan terdampak banjir akibat hujan deras. Hingga kini, korban meninggal tercatat 17 orang dan 58 warga mengalami luka-luka.
Tinggalkan Balasan