naraga.id – Nilai tukar rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan hari ini, Senin (2/6/2025). Mengutip data Bloomberg, rupiah berada di posisi Rp16.313 per dolar AS, naik tipis 13 poin atau sekitar 0,08 persen dibandingkan penutupan sebelumnya.
Meski demikian, potensi pelemahan rupiah masih terbuka lebar menjelang akhir sesi perdagangan. Analis pasar uang Ariston Tjendra menilai rupiah akan sulit menembus level penguatan signifikan dalam waktu dekat.
“Untuk minggu ini, penguatan rupiah kemungkinan masih terbatas. Level Rp16.200 hingga Rp16.150 tampaknya sulit dilampaui kecuali ada sentimen positif yang kuat,” ujar Ariston.
Salah satu faktor utama yang membayangi rupiah adalah kebijakan tarif impor baru yang diberlakukan oleh Amerika Serikat. Pemerintahan Trump baru saja mengumumkan tarif 50 persen terhadap bahan baku baja dan aluminium. Langkah ini memperkeruh ketegangan perdagangan global yang belum sepenuhnya reda.
“Ketegangan dagang yang kembali meningkat akibat kebijakan tarif ini membuat pasar cenderung mencari aset aman seperti dolar AS, sehingga menekan mata uang negara berkembang termasuk rupiah,” jelas Ariston.
Namun, ada peluang penguatan jika situasi membaik. “Jika Mahkamah Agung AS memutuskan untuk membatalkan kebijakan tarif tersebut dan keputusan itu benar-benar dijalankan, rupiah berpotensi menguat ke kisaran Rp15.000-an,” katanya.
Selama belum ada kepastian dari sisi kebijakan AS, Ariston menilai mata uang Garuda masih rentan terkena tekanan eksternal.
“Dalam kondisi seperti ini, pergerakan rupiah akan tetap dalam bayang-bayang pelemahan,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan