PDI Perjuangan Ingatkan Pemerintah: Penulisan Sejarah Harus Bebas Manipulasi

By 5 hari lalu 2 menit membaca

naraga.id – Ketua DPP PDI Perjuangan, Djarot Saiful Hidayat, menegaskan pentingnya objektivitas dalam penulisan ulang sejarah nasional. Ia memperingatkan agar tidak ada upaya manipulatif atau penyusunan narasi sejarah berdasarkan kepentingan kelompok tertentu.

Dalam peringatan Hari Lahir Pancasila yang digelar di Sekolah Partai PDIP, Jakarta Selatan, Minggu (1/6/2025), Djarot menekankan bahwa sejarah bangsa harus ditulis berdasarkan fakta otentik, bukan hanya versi pihak pemenang.

“Sejarah bukan ‘his story’, bukan cerita dari mereka yang menang. Sejarah adalah rekam jejak perjuangan bangsa Indonesia yang utuh dan jujur,” kata Djarot di hadapan kader partai.

Menurutnya, salah satu bentuk manipulasi sejarah adalah ketika fakta-fakta penting sengaja dihapus atau dikaburkan. Ia meminta agar proses penulisan sejarah dilakukan secara terbuka, transparan, dan mengedepankan prinsip keadilan historis.

“Jangan ada fakta yang disembunyikan atau dipelintir. Kita harus jujur terhadap sejarah kita sendiri,” tegasnya.

Djarot juga mengingatkan kembali masa Orde Baru yang menurutnya sarat manipulasi dalam narasi sejarah resmi. Ia mencontohkan bagaimana peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni sempat dihilangkan dari ingatan kolektif oleh rezim saat itu.

“Setelah wafatnya Bung Karno, pemerintah Orde Baru melalui Kopkamtib melarang peringatan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. Bahkan, ada klaim dari sejarawan tertentu bahwa Pancasila tidak lahir pada tanggal itu. Tapi kemudian hal itu dilawan dan dikoreksi oleh para akademisi,” ujar Djarot.

Mengenai wacana penghapusan istilah seperti “Orde Lama” dalam buku sejarah resmi, Djarot memilih menyerahkan sepenuhnya kepada pakar sejarah. Namun ia mengingatkan bahwa setiap fase pemerintahan merupakan bagian integral dari perjalanan bangsa.

“Orde Lama, Orde Baru, dan era Reformasi semuanya adalah bab dalam sejarah Indonesia. Itu tidak bisa dihapus hanya karena alasan politis,” imbuhnya.

Di akhir pernyataannya, Djarot menegaskan bahwa Pancasila bukanlah milik satu tokoh, satu partai, atau satu generasi saja.

“Pancasila adalah milik seluruh rakyat Indonesia, bahkan menjadi inspirasi dunia. Maka, memperingati Hari Lahir Pancasila bukan hanya seremonial, tapi harus menjadi panggilan untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


PDI Perjuangan Ingatkan Pemerintah: Penulisan Sejarah Harus Bebas Manipulasi - Ruang Wawasan Cerdas | naraga.id
Menu
Cari
Bagikan
Lainnya
0%