
naraga.id – Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menegaskan pentingnya Pancasila sebagai panduan hidup sekaligus ideologi yang mempersatukan bangsa Indonesia. Ia menyebut bahwa lima sila dalam Pancasila menjadi simpul utama yang menyatukan keragaman Indonesia sebagai satu kesatuan yang utuh.
Dalam rangka peringatan Hari Kesaktian Pancasila tahun ini yang mengusung tema “Pancasila Perekat Bangsa Menuju Indonesia Raya”, Fadli menyebut tema tersebut sebagai ajakan moral bagi seluruh rakyat untuk merenungkan dan merayakan peran sentral Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Pancasila bukan hanya dasar negara, tapi juga merupakan strategi kebudayaan dalam menjaga keharmonisan masyarakat Indonesia yang luas dan majemuk,” ungkap Fadli saat menyampaikan Pidato Kebudayaan secara virtual melalui kanal YouTube Kementerian Kebudayaan, Selasa malam (30/9/2025).
Ia juga menyinggung tragedi kelam dalam sejarah bangsa, yaitu Gerakan 30 September (G30S) PKI, sebagai momen penting yang menegaskan bahaya laten ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.
“Peristiwa enam dekade lalu itu menjadi pengingat bagi kita semua untuk tidak membiarkan sejarah kelam itu terulang. Terlebih saat bangsa kita sedang memperingati 80 tahun kemerdekaan,” lanjutnya.
Fadli menambahkan, Hari Kesaktian Pancasila merupakan simbol keberhasilan rakyat Indonesia dalam mempertahankan dasar negara dari berbagai ancaman ideologi lain. Peringatan ini, menurutnya, mencerminkan semangat kolektif bangsa dalam menjaga identitas dan keutuhan nasional.
“Pancasila tetap berdiri kokoh di tengah berbagai tantangan. Nilai-nilainya yang terbuka, inklusif, dan menjunjung kebhinekaan, memungkinkan kita tetap bersatu dalam perbedaan,” jelasnya.
Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto memimpin langsung jalannya upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Rabu pagi (1/10/2025). Tradisi tahunan ini menjadi momentum untuk menghormati jasa para pahlawan revolusi yang gugur dalam mempertahankan ideologi negara.
Dalam upacara tersebut, Presiden mengajak seluruh peserta untuk mengheningkan cipta guna mengenang para pejuang bangsa.
“Marilah kita tundukkan kepala sejenak, untuk menghormati arwah dan pengorbanan para pahlawan revolusi serta pendiri bangsa, yang telah memperjuangkan kemerdekaan dan menjaga Pancasila tetap tegak,” ucap Prabowo dalam pidatonya.
Rangkaian upacara dilanjutkan dengan pembacaan teks Pancasila oleh Ketua MPR Ahmad Muzani. Kemudian, Wakil Ketua DPD Yorrys Raweyai membacakan Pembukaan UUD 1945. Setelah itu, Ketua DPR Puan Maharani memimpin pembacaan dan penandatanganan ikrar kebangsaan, sebelum ditutup dengan doa oleh Menteri Agama, Nasaruddin Umar.
Tinggalkan Balasan