Membaca Isu Strategis Nasional dengan Kritis dan Berpikir Maju

By 6 hari lalu 4 menit membaca

Oleh: Dede Farhan Aulawi

naraga.idIsu-isu strategis nasional tak ubahnya peta jalan bagi arah pembangunan bangsa. Ia mencakup persoalan-persoalan fundamental yang mendesak untuk ditangani karena menyangkut hajat hidup orang banyak serta masa depan Indonesia. Dalam perencanaan jangka panjang, isu-isu ini wajib menjadi prioritas utama pemerintah dan seluruh elemen masyarakat.

Contohnya? Dari urusan ketahanan pangan, perubahan iklim, hingga transformasi digital—semuanya punya dampak langsung pada stabilitas negara, baik dari sisi politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, maupun lingkungan hidup.

Berikut ini beberapa persoalan strategis yang saat ini menuntut perhatian serius dan tindakan nyata.


1. Ketahanan Pangan dan Energi: Paradoks Negeri Agraris

Indonesia sebagai negara agraris justru menghadapi krisis ketahanan pangan akibat ketergantungan terhadap impor. Di saat bersamaan, dunia tengah memasuki masa transisi energi dari bahan bakar fosil menuju energi terbarukan. Eksploitasi sumber daya alam pun perlu dikendalikan. Jangan sampai ambisi segelintir orang merusak lingkungan dan mengabaikan suara masyarakat adat serta pejuang lingkungan yang memperjuangkan masa depan generasi berikutnya.


2. Krisis Iklim dan Bencana Alam: Alarm yang Tak Bisa Diabaikan

Pemanasan global kini bukan sekadar teori, tapi kenyataan yang dirasakan sehari-hari: naiknya permukaan laut, banjir, kekeringan, kebakaran hutan, dan bencana alam lainnya. Negara perlu lebih serius dalam upaya mitigasi dan adaptasi, serta menumbuhkan kesadaran bersama tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem.


3. Ketimpangan Ekonomi: Kesenjangan yang Kian Menganga

Ketimpangan sosial-ekonomi terlihat nyata—antara si kaya dan si miskin, antara daerah maju dan tertinggal. Akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan pekerjaan layak masih belum merata. Jika ingin benar-benar memasuki “Indonesia Emas 2045”, maka keadilan sosial harus jadi pondasi utama. Kebijakan berpihak pada rakyat kecil, bukan sekadar wacana.


4. Sumber Daya Manusia: Bonus Demografi yang Bisa Jadi Bencana

Kualitas pendidikan yang belum merata dan mahal membuat banyak masyarakat tertinggal. Di saat industri membutuhkan tenaga terampil, kita masih kekurangan SDM siap pakai. Komersialisasi pendidikan harus dihentikan. Pendidikan bukan barang dagangan, tapi hak dasar warga negara.


5. Korupsi dan Birokrasi: Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh

Korupsi masih menjadi penyakit kronis bangsa ini. Janji pemberantasan korupsi kerap tak sejalan dengan kenyataan. Pelayanan publik pun belum optimal, dan birokrasi sering kali hanya menjadi beban ketimbang solusi. Jika kepercayaan rakyat terus menurun, dampaknya bisa sangat serius.


6. Intoleransi dan Radikalisme: Ancaman dalam Selimut

Pancasila harus tetap menjadi pegangan moral dan ideologis bangsa. Namun, meningkatnya intoleransi dan radikalisme menunjukkan bahwa nilai-nilai kebhinekaan belum sepenuhnya tertanam dalam kehidupan masyarakat. Diperlukan penguatan pendidikan karakter dan ruang-ruang dialog yang inklusif.


7. Transformasi Digital dan Keamanan Siber: Teknologi yang Tak Merata

Di era digital, akses terhadap internet dan teknologi masih belum merata. Banyak daerah masih tertinggal karena infrastruktur yang minim. Di sisi lain, kesadaran akan pentingnya perlindungan data pribadi dan ancaman serangan siber masih rendah. Pemerintah perlu mendorong transformasi digital yang inklusif dan aman, sambil memanfaatkan teknologi cerdas seperti AI dan big data dalam tata kelola negara.


8. Demokrasi dan Stabilitas Politik: Menjaga Etika dalam Kebebasan

Demokrasi di Indonesia kadang dianggap kebablasan—menjadi ajang bebas berekspresi tanpa batas, bahkan tanpa etika. Demokrasi Pancasila sejatinya menjunjung musyawarah, kebijaksanaan, dan rasa hormat antar sesama warga. Polarisasi politik, hoaks, dan ujaran kebencian di media sosial harus dicegah melalui literasi politik dan reformasi hukum yang adil untuk semua, tanpa pandang bulu.


9. Pertahanan dan Kedaulatan: Menjaga Garis Depan Negeri

Isu perbatasan, baik darat maupun laut, masih menyisakan potensi konflik. Modernisasi alat pertahanan negara (alutsista) dan perbaikan strategi geopolitik perlu disiapkan untuk menjaga kedaulatan di tengah dinamika regional dan global yang tak menentu.


Penutup: Refleksi Anak Bangsa

Semua isu ini bukan sekadar catatan teknokratik, tetapi juga suara hati anak bangsa yang peduli pada negeri. Mengamati, menganalisis, dan menyuarakan isu-isu strategis adalah bagian dari sikap kritis dan progresif yang harus terus diasah. Karena mencintai Indonesia tidak cukup hanya dengan kata, tetapi dengan sikap dan tindakan nyata—tanpa batas waktu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Membaca Isu Strategis Nasional dengan Kritis dan Berpikir Maju - Ruang Wawasan Cerdas | naraga.id
Menu
Cari
Bagikan
Lainnya
0%