naraga.id — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih berpeluang melanjutkan penguatan dalam perdagangan Rabu (25/6/2025), meskipun kondisi pasar dinilai belum sepenuhnya stabil. Penguatan ini terjadi setelah IHSG ditutup naik 1,21 persen pada penutupan sesi Selasa kemarin.
Meski demikian, arus keluar dana asing (net sell) masih membayangi, dengan nilai penjualan bersih mencapai Rp942 miliar. Saham-saham perbankan besar seperti BBRI, BBCA, serta emiten telekomunikasi TLKM, energi seperti PGEO dan PGAS menjadi yang paling banyak dilepas investor asing.
“IHSG memang berhasil mencatat technical rebound sesuai perkiraan, namun belum cukup meyakinkan karena belum mampu menembus level psikologis di atas 7.000,” ujar Fanny Suherman, Kepala Riset Ritel BNI Sekuritas.
Menurut Fanny, pelaku pasar kemungkinan besar akan mengambil keuntungan jika penguatan berlanjut hari ini. Ia memperkirakan pergerakan IHSG berada dalam rentang support di level 6.800–6.840 dan resistance di kisaran 6.950–7.000.
Penguatan bursa saham domestik juga senada dengan tren positif di pasar global. Indeks utama di Amerika Serikat dan sejumlah bursa Asia turut menguat, menyusul meredanya ketegangan geopolitik setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan gencatan senjata antara Israel dan Iran.
Dari sisi eksternal, investor kini mengalihkan perhatian ke testimoni Ketua The Federal Reserve, Jerome Powell, yang disampaikan di hadapan Kongres AS pada Selasa malam waktu setempat.
“Powell menyatakan bahwa The Fed membutuhkan waktu untuk menilai arah inflasi, terutama terkait dampak dari kebijakan tarif yang baru diberlakukan,” kata Rully Arya Wisnubroto, Analis Ekonomi dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
Rully menilai, sikap hati-hati The Fed menunjukkan pendekatan yang berbasis data dan tidak terburu-buru dalam menentukan arah suku bunga. “Ini langkah yang bijak di tengah ketidakpastian global dan tekanan politik yang meningkat,” tambahnya.
Meski ada sentimen positif, pasar dinilai masih rentan terhadap koreksi teknikal. Pelaku pasar disarankan tetap mencermati perkembangan global dan mempertimbangkan strategi jangka pendek untuk mengantisipasi volatilitas yang mungkin terjadi.
Tinggalkan Balasan