FAO-WFP: Kelaparan Akut Ancam 13 Wilayah Dunia, Gaza hingga Sudan dalam Kondisi Genting

By 1 bulan lalu 3 menit membaca

naraga.idOrganisasi Pangan dan Pertanian (FAO) serta Program Pangan Dunia (WFP) kembali mengangkat alarm atas memburuknya kondisi ketahanan pangan global. Melalui laporan terbaru bertajuk Hunger Hotspots, dua badan PBB itu menyebutkan sebanyak 13 wilayah dunia tengah menghadapi lonjakan risiko kelaparan, termasuk Jalur Gaza, Sudan, Sudan Selatan, Haiti, dan Mali sebagai area paling kritis.

Dilansir Reuters, Selasa (17/6/2025), laporan tersebut menggarisbawahi bahwa krisis pangan dipicu oleh konflik bersenjata, ketidakstabilan ekonomi, serta dampak perubahan iklim. Jika tidak segera direspons dengan bantuan darurat dan investasi kemanusiaan, kondisi di lapangan diperkirakan akan memburuk dalam lima bulan mendatang.

Kelaparan Meningkat di Zona Konflik

Di Gaza, operasi militer yang berkelanjutan serta blokade Israel menyebabkan lebih dari 2,1 juta warga mengalami kerawanan pangan akut. FAO dan WFP memperkirakan hampir setengah juta di antaranya berisiko menghadapi kelaparan ekstrem sebelum akhir September 2025.

Kondisi serupa juga terjadi di Sudan Selatan, dengan 7,7 juta warga mengalami krisis pangan, termasuk sekitar 63.000 orang yang berada pada kondisi paling parah—setara dengan status kelaparan. Di Haiti, setidaknya 8.400 jiwa telah jatuh ke dalam fase kelaparan bencana, sementara Mali mencatat sekitar 2.600 warganya akan menghadapi situasi serupa pada akhir Agustus jika bantuan tak segera diterjunkan.

Akses dan Pendanaan Jadi Kendala

Direktur Eksekutif WFP, Cindy McCain, dalam pernyataan resminya menyebut laporan ini sebagai “sinyal bahaya.” Menurutnya, tanpa akses kemanusiaan dan dukungan dana yang memadai, upaya penyelamatan jiwa akan terhambat.

“Kita tahu di mana kelaparan memburuk, siapa yang terdampak, dan apa yang harus dilakukan. Tapi tanpa aksi, kita tak bisa mengubah arah,” ujar McCain.

Situasi lapangan juga menunjukkan bahwa konflik dan hambatan pendanaan menjadi faktor utama yang merintangi distribusi bantuan. Lembaga-lembaga kemanusiaan pun menghadapi tantangan logistik dan keamanan dalam menjangkau populasi yang terdampak.

Negara Lain yang Masih Rentan

Di luar lima wilayah dengan peringatan tertinggi, sejumlah negara lain juga masih berada dalam kategori risiko tinggi. Termasuk di antaranya Yaman, Republik Demokratik Kongo, Myanmar, dan Nigeria yang tetap tercatat sebagai titik rawan dalam peta kelaparan global.

Kemajuan di Beberapa Negara

Meski demikian, laporan juga memberikan catatan positif. Beberapa negara menunjukkan perbaikan signifikan dalam ketahanan pangan, di antaranya Ethiopia, Kenya, dan Lebanon. Ketiga negara ini kini dikeluarkan dari daftar titik panas kelaparan menyusul penurunan tingkat kerawanan pangan.

Namun demikian, FAO dan WFP menegaskan bahwa krisis pangan global masih jauh dari selesai. Komunitas internasional didorong untuk mempercepat tanggapan kemanusiaan, memperkuat sistem pangan lokal, serta meningkatkan pendanaan untuk intervensi jangka panjang.

Laporan Hunger Hotspots ini ditujukan untuk memberikan peringatan dini serta dasar kebijakan bagi para pembuat keputusan agar bertindak sebelum kelaparan meluas menjadi bencana kemanusiaan yang lebih besar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


FAO-WFP: Kelaparan Akut Ancam 13 Wilayah Dunia, Gaza hingga Sudan dalam Kondisi Genting - Ruang Wawasan Cerdas | naraga.id
Menu
Cari
Bagikan
Lainnya
0%