Harga Emas Berpotensi Sentuh USD 3.500, Pasar Masih Dibayangi Konflik dan Inflasi

By 1 bulan lalu 3 menit membaca

naraga.idKetegangan geopolitik yang kembali memanas di Timur Tengah turut mendorong reli harga emas global pada pertengahan Juni 2025. Setelah sempat tertekan di awal bulan, harga logam mulia tersebut mulai menunjukkan sinyal penguatan, didukung oleh meningkatnya permintaan terhadap aset safe haven.

Andy Nugraha, analis pasar dari Dupoin Futures Indonesia, menyampaikan bahwa serangan militer Israel terhadap fasilitas strategis di Iran telah meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar. Iran pun memberikan respons keras, menambah eskalasi risiko di kawasan.

“Ketidakpastian geopolitik mendorong minat terhadap emas. Pada perdagangan Jumat pagi, harga naik sekitar 1% karena kekhawatiran pasar meningkat,” ujar Andy dalam keterangannya, Minggu (15/6/2025).

Dukungan dari Data Ekonomi AS

Selain faktor geopolitik, sentimen positif terhadap emas juga didorong oleh rilis data inflasi Amerika Serikat yang di bawah ekspektasi. Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Indeks Harga Produsen (PPI) yang lebih rendah membuka ruang bagi Federal Reserve untuk mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneter menjelang akhir tahun.

Kondisi ini menyebabkan Dolar AS mengalami tekanan, yang mendorong daya tarik emas di mata investor global. Melemahnya greenback meningkatkan daya beli investor dari luar Amerika dan menambah momentum penguatan harga emas.

Namun, fluktuasi pasar belum sepenuhnya mengarah ke satu tren. Penguatan Dolar sempat terjadi setelah putusan pengadilan AS membatalkan beberapa kebijakan tarif perdagangan, memberikan dorongan pada sentimen risiko di pasar keuangan.

Di sisi lain, kabar membaiknya komunikasi antara Amerika Serikat dan Tiongkok dalam isu perdagangan juga berkontribusi pada turunnya permintaan aset perlindungan nilai seperti emas.

Prospek Teknis dan Potensi Pergerakan

Secara teknikal, tren naik harga emas dinilai masih solid. Andy menjelaskan bahwa formasi candlestick bullish serta posisi harga di atas indikator Moving Average memperkuat peluang kenaikan lanjutan.

“Selama tekanan beli bertahan dan tidak ada gangguan besar dari data ekonomi atau sinyal hawkish dari The Fed, maka peluang emas untuk menyentuh level USD 3.500 pada pekan depan tetap terbuka,” jelas Andy.

Meski begitu, ia menegaskan pentingnya memperhatikan level support utama di USD 3.212. Jika harga emas gagal bertahan di atas titik ini, maka peluang koreksi ke area USD 3.133 menjadi cukup signifikan.

“Reversal bisa terjadi jika ada lonjakan imbal hasil obligasi AS atau kejutan dari data inflasi PCE pekan depan,” tambahnya.

Fokus Pasar Pekan Depan

Pasar kini menantikan sejumlah indikator penting, khususnya data Personal Consumption Expenditures (PCE) dan pernyataan dari pejabat Federal Reserve. PCE sering dijadikan acuan utama The Fed dalam memantau inflasi.

Selain itu, perkembangan situasi geopolitik akan tetap menjadi katalis utama volatilitas harga emas. Dengan pasar yang berada dalam kondisi sensitif terhadap risiko global, pergerakan harga emas diperkirakan akan tetap fluktuatif dalam waktu dekat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


Harga Emas Berpotensi Sentuh USD 3.500, Pasar Masih Dibayangi Konflik dan Inflasi - Ruang Wawasan Cerdas | naraga.id
Menu
Cari
Bagikan
Lainnya
0%